Langsung ke konten utama

Hindari Trading Saham Yang Baru Go Public

Bagi sebagian trader, saham2 perusahaan yang baru saja go public biasanya menarik untuk ditradingkan. Saham2 yang baru go public ada umumnya mengalami kenaikan yang cepat di hari pertama melantai. 

Pada hari pertama melantai di Bursa, batasan auto reject saham2 go public adalah 2x lipat dari harga autor reject normal, sehingga kenaikan harga saham yang baru melantai di hari pertama biasanya sangat tinggi dan cepat. Jika anda belum paham tentang auto reject, silahkan baca: Arti dan Ilustrasi Auto Reject Saham.

Selain itu, saham2 yang baru melantai di Bursa, biasanya meningkatkan keyakinan para investor dan trader bahwa harga saham tersebut bisa naik cepat di beberapa bulan pertama. Apalagi, kalau perusahaan yang baru go public adalah perusahaan yang produknya sudah dikenal luas oleh masyarakat.  

Kalau anda punya pemikiran perusahaan2 yang baru go public harga sahamnya akan naik cepat dan sangat bagus untuk ditradingkan, pemikiran anda SALAH. Saham2 yang baru saja melantai di Bursa saham BELUM TENTU harga sahamnya akan naik dengan cepat. Saham2 yang melantai di Bursa dan perusahaannya sudah "dikenal publik", harga sahamnya juga tidak menjamin akan naik dengan cepat. Lho kok bisa begitu Bung Heze?

Pertama, tidak menutup kemungkinan saham2 yang baru melantai harganya bisa naik dengan cepat. Tetapi, semua itu juga sangat dipengaruhi kondisi pasar. Saham WTON pada saat melantai di Bursa, dalam setengah tahun pertama harganya bisa naik sampai 2 kali lipat. Kenaikan WTON yang terlalu tinggi lebih dikarenakan pada tahun 2014 pasar saham memang sedang euforia (Jokowi Effect).    

Tapi coba anda perhatikan saham PPRO, yang dulu juga digembar-gemborkan akan naik kencang pasca go public. Pertengahan 2015 saat melantai di Bursa, harga saham PPRO sempat turun sampai Rp127 per lembar (dari harga tertinggi 250). Hal ini dikarenakan pasar saham 2015 memang sedang lesu, sehingga PPRO juga ikut tertekan.

Kedua, kita tidak akan pernah tahu apa yang diinginkan oleh pelaku pasar. Antrian bid-offer saham diisi oleh ratusan bahkan ribuan pelaku pasar. Apakah anda bisa membaca isi kepala mereka semua? Mereka mau naikin harga saham, atau malah banting harganya? 

Apalagi, kalau saham yang baru go public alias belum ada grafiknya sama sekali. Anda tidak akan bisa tahu apakah saham tersebut akan terbang atau gerak di harga itu-itu saja. Perhatikan saham POWR dibawah.


POWR adalah salah satu saham infrastruktur (listrik). Mengingat proyek infrastruktur pemerintah sedang gencar, harusnya saham ini naik kencang. Tapi kenyataannya? Anda dapat lihat sendiri grafiknya 6 bulan pertama sejak IPO. Perhatikan juga saham PRDA dibawah.


Siapa yang nggak tahu Prodia perusahaan obat-obatan? Perusahaan ini produk dan namanya sudah dikenal luas oleh masyarakat. Tetapi, beberapa hari setelah go public, harga sahamnya langsung anjlok tanpa ampun. 

Kalau anda bilang, PRDA harga sahamnya akan naik dengan cepat hanya karena anda beranggapan perusahaan dikenal publik, maka anda terlalu cepat menyimpulkan. Sulit untuk menyimpulkan apakah saham yang baru go public akan naik cepat dalam jangka pendek atau tidak. Karena dasar yang anda gunakan untuk analisis masih sangat minim. 

SAHAM WSBP

Saham WSBP yang digembar-gemborkan akan melesat seelah IPO ternyata tidak seperti apa yang dipikirkan oleh analis dan trader lainnya. Selama beberapa bulan, harga sahamnya malah cenderung turun. Saya selalu menyarankan WSBP untuk diinvestasikan, mengingat sektor usahanya yang prospek ketimbang ditradingkan. Baca juga: Investasikan Modal Anda: PPRO dan WSBP. 

Saham2 yang baru go public, biasanya hari pertama akan langsung naik kencang. Namun, kalau anda berpikiran mengejar saham tersebut dengan membelinya dan berharap naik terus anda salah. Karena kenaikan saham yang baru hari pertama melantai pada umumnya terjadi dengan sangat cepat. Anda tidak akan sempat melakukan order beli match. Paling2 antrian anda statusnya open.

Dan saham2 yang naik cepat sekali di hari pertama melantai, biasanya juga akan koreksi dengan cepat. Jadi kalau anda mengejar saham2 yang melantai di hari pertama, kemungkinan besarnya, saham anda malah nyangkut. 

Terakhir, seperti yang sudah saya paparkan, kenapa kok anda sebaiknya menghindari beli saham2 yang baru melantai di Bursa, walaupun perusahaannya sudah dikenal publik? Karena saham2 yang baru melantai di Bursa BELUM ADA GRAFIKNYA. Gimana anda bisa mau menebak arah harga sahamnya? Kebanyakan saham2 yang baru melantai di Bursa harga sahamnya nggak langsung naik. Melainkan turun dahulu, bahkan dalam rentang waktu berbulan-bulan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mencari Nilai Dividen di Laporan Keuangan

Dividen adalah salah satu return yang ingin dicapai oleh trader maupun investor. Terkait pembayaran dividen ini, banyak rekan2 yang bertanya pada saya: "Pak Heze, gimana cara mencari nilai dividen perusahaan di laporan keuangan? Apakah bisa kita melihatnya melalui laporan keuangannya ?"  Tentu saja bisa. Anda yang ingin melihat nilai dividen yang dibayarkan perusahaan, pertama-tama anda perlu mengunduh laporan keuangan perusahaan yang anda cari melalui situs IDX. Baca langkah-langkahnya disini: Cara Mendapatkan Laporan Keuangan Perusahaan.  Setelah anda download laporan keuangan yang anda cari, anda buka file PDF-nya. Katakanlah kita mau mencari nilai dividen pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Maka kita download laporan keuangannya. Untuk mempermudah contohnya, anda bisa buka file PDF laporan keuangan TLKM disini: Contoh Laporan Keuangan TLKM.  Untuk mencari nilai dividen, langkah2nya sebagai berikut:  1. Buka laporan ekuitas (kalau pada contoh TLKM, ada d...

Dividen Saham: Dividend Yield, Payout Ratio, Per Share

Saya pernah mendapat pertanyaan menarik dari rekan trader. Berikut pertanyaannya: "Bung Heze kalau ingin dapat dividen, sebaiknya kita mempertimbangkan dividend yield, dividend payout ratio (DPR) atau dividend per share (DPS)-nya?" Sebelum kita lanjut, ada baiknya anda baca juga perbedaan ketiganya. Saya sudah pernah menuliskannya artikel2 berikut:  Kegunaan dan Cara Menghitung Dividend Yield Kegunaan dan Cara Menghitung Dividend Payout Ratio Cara Menghitung Dividend per Share (DPS) Ketiganya penting untuk anda analisa jika anda ingin mendapatkan dividen dari saham. Tapi tentu saja, kegunaan analisa dividend yield, DPR, DPS akan berbeda tergantung dari time frame dividen yang ingin anda dapatkan. DIVIDEN UNTUK JANGKA PENDEK Sebagai contoh, ASII mengumumkan akan membagikan dividen. Cum date dividennya 2 minggu lagi. Sebelumnya anda belum punya saham ASII dan karena anda melihat ASII mau bagi dividen, anda membeli sahamnya seminggu sebelum tanggal cum date.  Setelah anda dapat ...

Strategi Trading Saham Jangka Pendek

Trading jangka pendek merupakan strategi trading yang paling banyak, paling sering diaplikasikan trader saham. Fluktuatif naik-turunnya saham yang anda amati sehari-hari dikarenakan adanya para trader jangka pendek yang memanfaatkan momentum untuk take profit dalam jangka yang lebih singkat.  Strategi trading saham jangka pendek memiliki banyak kelebihan. Salah satu kelebihan trading jangka pendek yang paling sering diincar trader adalah keuntungan yang relatif lebih cepat, ketimbang harus hold saham terlalu lama.      Trading jangka pendek sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa macam strategi. Jadi dalam praktiknya, kalau anda menyebut istilah 'trading jangka pendek', maka strategi2nya nggak bisa disama-ratakan.  Ada beberapa strategi trading jangka pendek yang sering diterapkan dalam trading saham, yaitu sebagai berikut:    1. Trading menitan / scalping trading Strategi ini merupakan strategi trading dengan jangka waktu yang paling pendek. Anda me...