Langsung ke konten utama

Cara Diversifikasi Modal: Saham, Deposito, Reksadana

Beberapa waktu lalu, saya mendapat pertanyaan dari salah satu pembaca web ini yang ingin mulai berinvestasi. Pertanyaannya sebagai berikut: 

"Pak Heze, saya punya modal Rp100 juta. Saya pingin investasi. Saya pingin trading atau investasi di saham. Menurut saran Pak Heze, dengan uang Rp100 juta apakah saya sebaiknya masuk di saham atau diversifikasi di deposito / reksadana?"

Pertama-tama anda harus mengetahui profil risiko anda. Saham memang memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan reksadana apalagi deposito yang sifatnya hanya pasif income. Namun saham juga memiliki potensi profit yang lebih besar ketimbang deposito atau reksadana. 

Jadi kalau anda sudah yakin untuk masuk di saham (entah anda mau putar duit anda untuk trading jangka pendek atau investasi), maka pertanyaan selanjutnya: Perlukah membagi modal untuk saham dan deposito / reksadana? 

Saran saya, kalau anda punya modal besar, anda boleh pertimbangkan untuk membagi modal untuk trading / investasi saham dan untuk investasi di instrumen investasi lainnya. 

Tujuannya supaya anda memiliki pasif income dengan risiko yang lebih rendah (seperti deposito dan reksadana), dan anda juga memiliki instrumen trading / investasi yang bisa menghasilkan return lebih besar (saham). 

Bagaimaan cara membagi modal untuk saham dan deposito / reksadana? Berikut saya berikan ilustrasi / contoh membagi modal untuk trading / investasi saham dan deposito (anda bisa menjadikannya sebagai referensi anda): 

Investasi saham dan deposito
Jika anda punya modal besar (harus modal menganggur), anda bisa melakukan alokasi modal seperti diatas, misalnya anda lakukan alokasi 50% untuk saham, dan 50% deposito. 

Kalau anda lebih suka trading saham, anda bisa alokasikan modal lebih misalnya 60% untuk saham dan sisanya deposito. Kalau anda tipikal orang yang konservatif, anda bisa alokasikan modal lebih banyak untuk deposito, misalnya 60%-70% deposito dan sisanya saham. 

Pada tabel diatas, saya menuliskan bahwa jika anda ingin trading saham, alokasikan modal 'Rp3 juta trading, sisanya untuk suntik modal'. Mengapa demikian? 

Karena jika anda masih pemula di dunia saham, saya menyarankan anda untuk trading dengan modal kecil, meskipun mungkin anda sudah punya duit gede. 

Di pos ini: Modal Ideal Trading Saham, saya juga menuliskan modal ideal trading saham untuk pemula minimal adalah Rp1-3 juta terlebih dahulu. 

Hal ini karena untuk mendapatkan profit di saham, anda harus melakukan analisa mulai dari analisa teknikal (membaca chart), analisa fundamental dan memilih saham2 yang layak untuk dibeli. Baca juga: Cara Memilih Saham yang Tepat untuk Dibeli. 

Dengan menggunakan modal relatif kecil, maka psikologis anda akan lebih tenang, sehingga anda bisa mengambil keputusan trading yang jauh lebih berkualitas. 

Nah, jika anda sudah mulai bisa menghasilkan profit dengan modal Rp1-3 juta, anda baru disarankan untuk menambah modal trading anda secara bertahap melalui sisa modal yang anda miliki tadi. 

Itulah contoh cara melakukan diversifikasi modal untuk saham dan deposito / reksadana. Pos ini saya tulis karena memang harus diakui walaupun tidak wajib, diversifikasi instrumen investasi itu terkadang juga diperlukan, terutama untuk anda yang ingin mengembangkan investasi di beberapa instrumen. 

Tujuannya seperti yang saya tuliskan tadi: Anda punya pasif income yang risikonya sangat kecil, dan anda juga punya kesempatan mentradingkan saham (lebih aktif) dengan potensi return yang lebih tinggi. 

UNTUK ANDA YANG PUNYA MODAL KECIL 

Tidak semua orang memiliki modal besar. Buat anda memiliki modal yang masih relatif kecil misalnya Rp1-5 juta, maka ada baiknya anda masukkan dahulu full di saham (sesuaikan juga dengan profil risiko masing2). Anda tidak perlu melakukan diversifikasi investasi, misalnya masuk di deposito. 

Apalagi di beberapa bank, setoran awal minimal deposito adalah Rp8 juta. Maka tentu saja dengan modal kecil anda akan cenderung susah untuk diversifikasi. Diversifikasi investasi dengan modal kecil juga berpotensi menyebabkan return anda tidak maksimal. 

Jadi untuk anda yang punya modal kecil, modal kecil lebih bagus untuk diputar di trading saham (tentunya dengan memilih saham2 yang bagus), supaya modal kecil anda bisa berkembang jauh lebih banyak. 

Setelah anda memiliki modal besar (katankanlah Rp50 juta atau diatas Rp100 juta), barulah anda bisa pertimbangkan untuk diversifikasi sesuai dengan profil risiko anda. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mencari Nilai Dividen di Laporan Keuangan

Dividen adalah salah satu return yang ingin dicapai oleh trader maupun investor. Terkait pembayaran dividen ini, banyak rekan2 yang bertanya pada saya: "Pak Heze, gimana cara mencari nilai dividen perusahaan di laporan keuangan? Apakah bisa kita melihatnya melalui laporan keuangannya ?"  Tentu saja bisa. Anda yang ingin melihat nilai dividen yang dibayarkan perusahaan, pertama-tama anda perlu mengunduh laporan keuangan perusahaan yang anda cari melalui situs IDX. Baca langkah-langkahnya disini: Cara Mendapatkan Laporan Keuangan Perusahaan.  Setelah anda download laporan keuangan yang anda cari, anda buka file PDF-nya. Katakanlah kita mau mencari nilai dividen pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Maka kita download laporan keuangannya. Untuk mempermudah contohnya, anda bisa buka file PDF laporan keuangan TLKM disini: Contoh Laporan Keuangan TLKM.  Untuk mencari nilai dividen, langkah2nya sebagai berikut:  1. Buka laporan ekuitas (kalau pada contoh TLKM, ada d...

Dividen Saham: Dividend Yield, Payout Ratio, Per Share

Saya pernah mendapat pertanyaan menarik dari rekan trader. Berikut pertanyaannya: "Bung Heze kalau ingin dapat dividen, sebaiknya kita mempertimbangkan dividend yield, dividend payout ratio (DPR) atau dividend per share (DPS)-nya?" Sebelum kita lanjut, ada baiknya anda baca juga perbedaan ketiganya. Saya sudah pernah menuliskannya artikel2 berikut:  Kegunaan dan Cara Menghitung Dividend Yield Kegunaan dan Cara Menghitung Dividend Payout Ratio Cara Menghitung Dividend per Share (DPS) Ketiganya penting untuk anda analisa jika anda ingin mendapatkan dividen dari saham. Tapi tentu saja, kegunaan analisa dividend yield, DPR, DPS akan berbeda tergantung dari time frame dividen yang ingin anda dapatkan. DIVIDEN UNTUK JANGKA PENDEK Sebagai contoh, ASII mengumumkan akan membagikan dividen. Cum date dividennya 2 minggu lagi. Sebelumnya anda belum punya saham ASII dan karena anda melihat ASII mau bagi dividen, anda membeli sahamnya seminggu sebelum tanggal cum date.  Setelah anda dapat ...

Strategi Trading Saham Jangka Pendek

Trading jangka pendek merupakan strategi trading yang paling banyak, paling sering diaplikasikan trader saham. Fluktuatif naik-turunnya saham yang anda amati sehari-hari dikarenakan adanya para trader jangka pendek yang memanfaatkan momentum untuk take profit dalam jangka yang lebih singkat.  Strategi trading saham jangka pendek memiliki banyak kelebihan. Salah satu kelebihan trading jangka pendek yang paling sering diincar trader adalah keuntungan yang relatif lebih cepat, ketimbang harus hold saham terlalu lama.      Trading jangka pendek sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa macam strategi. Jadi dalam praktiknya, kalau anda menyebut istilah 'trading jangka pendek', maka strategi2nya nggak bisa disama-ratakan.  Ada beberapa strategi trading jangka pendek yang sering diterapkan dalam trading saham, yaitu sebagai berikut:    1. Trading menitan / scalping trading Strategi ini merupakan strategi trading dengan jangka waktu yang paling pendek. Anda me...