Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

Pajak Transaksi Saham di Bursa Efek

Transaksi jual-beli saham di Bursa Efek yang biasanya anda lakukan (di pasar reguler) sebenarnya selalu dikenakan pajak transaksi saham. Sampai saat ini, masih banyak rekan2 trader yang bingung mengenai pengenaan pajak yang dikenakan dari transaksi saham di Bursa Efek.  Di pos ini, saya akan menjelaskan secara detail mengenai pajak yang dikenakan dari jual-beli saham yang anda lakukan. Perlu anda ketahui, pengenaan pajak atas transaksi saham dibagi menjadi 2, yaitu: Pengenaan pajak atas dividen dan pengenaan pajak atas penjualan saham. Selebihnya, tidak ada pajak2 lainnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel dibawah ini:  Pajak dari transaksi saham akan dikenakan jika anda mendapat dividen. Besar pajaknya yaitu 10% dari TOTAL DIVIDEN yang anda terima dan berifat FINAL. Sedangkan kalau anda melakukan aktivitas trading, maka anda juga akan dikenakan pajak, yaitu sebesar 0,1% dan bersifat FINAL.  Tapi pajak 0,1% ini dikenakan saat anda menjual sahamnya, bukan saat membeli saham. Pajak

Saham BBRI Stock Split Rasio 1:5

PT Bank BRI Tbk (BBRI) berencana melakukan stock split saham. Rencananya BBRI akan stock split dengan rasio 1:5. Jika anda belum tahu apa itu stock split, baca pos:  Pengertian dan Ilustrasi Stock Split. Kita semua tahu tujuan emiten melakukan stock split adalah supaya perdagangan sahamnya menjadi lebih likuid.  Banyak rekan-rekan bertanya pada saya: "Pak Heze, BBRI mau stock split nih, enaknya kita bisa masuk di harga berapa?" Jawabannya tergantung tujuan anda. Anda mau investasi atau trading? Pada umumnya,  saham2 yang melakukan stock split, hari pertama stock split, harga sahamnya akan naik dengan cepat di menit2 awal, tetapi setelah itu harga sahamnya pada umumnya akan turun lagi. Baca juga:  Membeli Saham Setelah Aksi Korporasi Stock Split. Bahkan tidak menutup kemungkinan harga sahamnya akan cenderung sideways atau bahkan akan koreksi sampai sekitar 1 bulan. Sebagai contoh, kita perhatikan historis saham2 yang melakukan stock split. BBRI sendiri sebenarnya pernah melak

Cara Mengetahui Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja keuangan perusahaan adalah sesuatu yang wajib diketahui oleh seorang investor saham agar investor mampu memetakan analisis fundamental dengan baik. Mengenai analisis fundamental saham anda bisa belajar di web Saham Gain. Baca pos: Belajar Analisis Fundamental Perusahaan.  Cara mengetahui kinerja keuangan perusahaan tentu saja dilakukan dengan melihat laporan keuangan perusahaan tersebut. Untuk mendapatkan laporan keuangan perusahaan, anda bisa membaca artikelnya disini: Cara Mendapatkan Laporan Keuangan Perusahaan.  Informasi2 yang ada dalam laporan keuangan bagi sebagian calon investor mungkin terlalu padat. Anda mungkin hanya membutuhkan informasi2 tertentu yang penting untuk dijadikan patokan untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan, seperti persentase utang terhadap ekuitas, likuiditas perusahaan, price earning ratio dan lain2.  Sebagai calon investor, pihak Bursa Efek sebenarnya sudah menyediakan laporan ringkas (berasal dari ringkasan kinerja dalam laporan keuangan p

Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Saham

Kalau anda menekuni dunia saham, baik saat melakuan aktivitas beli dan jual saham, maupun sebagai pengama saham, anda pasti selalu mendengar istilah pasar modal dan pasar saham. Pasar modal dan pasar saham adalah dua hal yang sedikit berbeda. Apa perbedaan pasar modal dan pasar saham? Mari kita simak.  Pasar modal (capital market) adalah bidang yang cakupannya luas, tidak hanya mencakup pasar saham, tetapi juga mencakup obligasi, reksadana, derivatif (seperti option), waran, right dan hal2 lainnya yang berhubungan dengan pasar modal.   Pasar saham (stock market) adalah bidang hanya mencakup saham yang diperjual-belikan termasuk turunannya. Aksi-aksi korporasi seperti stock split, right issue, reverse stock split, dividen termasuk dari bagian pasar sahm. Jadi pasar saham adalah bagian dari pasar modal itu sendiri. Pasar saham cakupannya lebih sempit sedangkan pasar modal cakupannya lebih luas.  Sekarang anda sudah paham perbedaan pasar modal dan pasar saham. Kedua istilah tersebut serin

Bandar Saham: Apa yang Disukai oleh Bandar Saham?

Saya sering mendapat pertanyaan dari para pembaca web Saham Gain mengenai "goreng-menggoreng saham", maka dari itu di web ini saya ingin memaparkan tentang bandar saham. Sebenarnya saya sudah pernah menuliskan cara bandar menggoreng saham. Anda bisa baca-baca lagi artikelnya disini: Sekelumit Cara Bandar Menggoreng Saham .  Namun banyak juga trader yang bertanya:  Pak Heze, saham-saham seperti apa yang biasanya sangat disukai oleh bandar?  Sebenarnya banyak sekali tipikal2 saham yang disukai bandar. Kalau saya bahas di pos ini semua pasti akan terlalu panjang. Saya akan membahas salah satu tipe saham yang sering menjadi perhatian bandar saham, yaitu: Saham yang anjlok jangka pendek akibat sentimen / berita negatif.  Saham2 seperti ini menjadi kesempatan yang bagus bagi bandar untuk memancing pemodal ritel supaya ikut membeli sahamnya. Mengapa demikian?  Pertama, saham tersebut sudah diskon besar , sehingga kalau bandar menaikkan harganya kemungkinan besar trader ritel akan i

Cara Mencari Price Earning Ratio (PER) Saham: PER Perusahaan dan PER Industri

Kalau anda seorang analis fundamental saham, dan anda ingin mengetahui Price Earning Ratio (PER) suatu saham, maka anda tidak perlu susah-susah menghitung PER perusahaan tersebut. Jika anda belum tahu apa itu PER, baca pos:  Analisis Fundamental Saham: Price Earning Ratio (PER). Untuk menganalisis PER, terkadang anda membutuhkan data perhitungan yang cukup banyak, karena mungkin anda nggak hanya melakukan analisa 1-2 perusahaan, tetapi anda mungkin ingin menganalisa 15 perusahaan. Selain itu, kalau anda ingin menghitung PER industri, maka anda harus menghitung semua PER di indsutri sejenis. Yang jadi masalah jika dalam 1 sektor industri terdiri 60 emiten, maka hal ini akan merepotkan anda untuk menghitung PER-nya.  Namun, anda tidak perlu repot menghitung PER untuk setiap emiten yang ingin anda analisa. Setiap bulan, kuartal dan tahunan, IDX selalu memublikasikan kinerja keuangan setiap emiten setiap bulanan, kuartalan dan tahunan, termasuk menampilkan perbandingan PER perusahaan denga

Konversi Utang Menjadi Saham, dan Dampaknya pada Harga Saham

Salah satu aksi korporasi yang kerap dilakukan perusahaan adalah melakukan "konversi utang menjadi saham". Apa maksudnya konversi utang ke saham?  Pada saat apa perusahaan melakukan aksi korporasi tersebut?  Apa dampaknya ke harga saham?  Konversi utang menjadi saham artinya utang-utang yang dimiliki perusahaan selama ini akan ditukar (dikonversi) menggunakan saham. Jadi, intinya utang tersebut dibayar "lunas" menggunakan saham , bukan menggunakan kas perusahaan Investor nantinya akan mendapatkan tambahan saham baru perusahaan dari hasil konversi tersebut, dan sejumlah utang perusahaan akan berkurang / lunas. Konversi utang ke saham pernah dilakukan beberapa perusahaan, diantaranya yang sempat ramai di kalangan trader ketika PT Bumi Resources. Selain itu, PT Indonesia Air Transport Tbk (IATA) juga pernah melakukan aksi korporasi serupa.  Perusahaan akan melakukan konversi utang ke saham ketika perusahaan memiliki utang yang cukup besar. Di satu sisi, perusahaan tida

Strategi Menentukan Target Take Profit

Dalam trading saham, take profit adalah salah satu bagian dari trading plan yang harus anda eksekusi dengan benar dan bijaksana. Strategi melakukan take profit inilah yang menentukan seberapa besar anda mendapatkan profit. Sebenarnya banyak trader yang sudah bisa mendapatkan profit. Namun karena target take profit yang ditetapkan salah, profit malah berubah jadi rugi. Biasanya kesalahan trader menetapkan target take profit ada 2 hal: Ngarep harga saham masih akan naik lagi dan m enetapkan take profit terlalu tinggi . Jadi, sebenarnya trader sudah bisa mendapatkan profit. Tetapi karena sifat greed dan kurangnya analisa pasar, maka profit yang sudah didapatkan akhirnya hilang.  Kalau anda sering mengalaminya, anda harus mulai mengubah strategi trading anda (terutama menentukan take profit). Kesalahan pertama dalam take profit: Ngarep harga saham masih akan naik lagi.  Ini biasanya terkait dengan psikologi trader. Trader harus bisa mematuhi rule target take profitnya sendiri. Apabila targ